![]() |
Atas dasar inilah, kader-kader Muhammadiyah Purwokerto mengamalkan ajaran Islam yang terkandung dalam surat Al-Ma'un dengan sistem kekeluargaan; yakni mengambil anak yatim untuk diasuh, dibina dan dididik secara langsung dalam keluarga mereka masing-masing.
Gerakan para tokoh Muhammadiyah inilah yang menjadi cikal bakal pendirian Panti Asuhan Muhammadiyah Purwokerto pada tahun 1932. Diantara para tokoh yang menjadi pelopor pendiriannya adalah Hasan Mihardja, Sayudi, Yasmiredja, Yastra Wiredja, H. Rifa'i dan Djawadi.
Pada tahun 1935, Panti Asuhan Muhammadiyah mulai menerapkan sistem asrama setelah Muhammadiyah Purwokerto berhasil membangun gedung di jalan Penisihan, sehingga anak asuh tidak lagi tinggal bersama keluarga para kader Muhammadiyah, melainkan bermukim di dalam asrama menjadi satu bersama sesama anak asuh.
Muhammadiyah Purwokerto kembali membangun gedung di jalan Dokter Angka nomor 01 pada tahun 1957 yang kemudian ditempati oleh anak asuh putra, sementara anak asuh putri menempati asrama di jalan Penisihan.
Tahun 1966, dibangun lagi gedung Panti Asuhan yang baru, lokasinya tidak jauh dari gedung yang lama. Gedung Panti Asuhan yang baru bertempat di jalan Dokter Angka nomor 41 Purwokerto. Gedung ini dibangun di atas tanah seluas 2.181,77 m² milik Muhammadiyah, digunakan untuk bangunan seluas 1.316,83 m² dan untuk halaman serta jemuran seluas 864,94 m² sedangkan dana untuk membangunnya adalah sumbangan dari Departemen Sosial. Pada saat itu yang menjabat Menteri di bidang sosial adalah Mulyadi Djoyomartono. Anak asuh putra dan putri kembali bergabung menempati gedung Panti Asuhan yang baru ini.
Tahun 1991 anak asuh putri dipindahkan ke gedung baru yaitu di jalan Gerilya nomor 288, gedung tersebut merupakan wakaf dari H. Wiryo Suwito, kader Muhammadiyah Purwokerto yang menjadi Lurah Tanjung pada saat itu.
Dengan demikian Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Purwokerto mempunyai dua tempat, Anak asuh putra menempati asrama di jalan Dokter Angka No. 41 Purwokerto. Anak asuh putri menempati asrama di jalan Gerilya No. 288 Purwokerto.
Panti Asuhan Muhammadiyah telah mengalami dua belas periode kepemimpinan dan kepengasuhan. Ibarat peribahasa "Patah Tumbuh, Hilang Berganti", belum patah sudah tumbuh, sebelum hilang sudah berganti. Inilah keunggulan Muhammadiyah dalam proses kaderisasi.
Terwujudnya Panti Asuhan sebagai Lembaga Panti Sosial Asuhan Anak yang mencetak kader-kader Muhammadiyah dan bangsa yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, terampil, mandiri dan berjiwa pemimpin.
a.n Panti Asuhan Muhammadiyah Purwokerto
Pelindung
Pengawas
Pembina
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Divisi Pengembangan SDM dan Organisasi
Divisi Humas dan Publikasi
Divisi Kerjasama Jaringan dan Fundrising
Divisi Pelayanan Sosial
Divisi Penelitian dan Pelatihan
Divisi Pendidikan dan Pengasuhan
Team Mu'awin
Team Pengasuh
Team Media
Koordinator Wilayah Jabodetabek
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi
Koordinator Wilayah Cigatama
Ciamis, Garut, Tasikmalaya, Majalengka
Koordinator Wilayah Joglosemarsrawon
Jogja, Solo, Semarang, Sragen, Wonogiri
Koordinator Wilayah Barlingmascakeb
Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen
Bendahara
-----------------------------------------------
Data Alumni Panti Asuhan Muhammadiyah Purwokerto
Tarsiwan - Karanglewas
Sahori - Lumbir
Ngadimo - Semarang
Jamhari - Karanglewas
Ruslam - Somagede
Arif Saiful - Purbalingga
Paryanto - Jatilawang
Rahmat - Purwokerto
Sukiwan - Karanglewas
Risman Subandi - Purbalingga
Mahful Fauzan - Purwokerto
Toto - Cilacap
Warsono - Jatilawang
Yeni - Purwokerto
Ratna - Somagede
Basuki - Banyumas
Diro - Patikraja
Hadi S - Cilacap
Abdul Karim - Sragen
Suratno A - Patikraja
Suratno B - Cilacap
Suwarno - Patikraja
Asim - Karanglewas
Narlim - Sumbang
Kuswadi - Bobotsari
Kunjungan dan Kehadiran Bapak, Ibu, Mas dan Mbakyu merupakan kehormatan besar kami diberi kesempatan menjamu tetangga Rasulullah.